Jumat, 06 Desember 2013

                                    Model Waterfall



Waterfall adalah, Suatu proses pembuatan Situs Web secara terstruktur dan berurutan yang dimulai dari Penentuan Masalah, Analisa Kebutuhan, Perancangan Implementasi, Untegrasi, Uji coba sistem, Penempatan Situs Web dan Pemeliharaan.
 Pembuatan situs web dengan metode ini sangat cocok dilakukan pada situs web berskala besar karena menyangkut manajemen dan sistem yang rumit. Metode ini membutuhkan pendekatan sistematis dan sekuensial dalam pengembangan perangkat lunak dan biasanya disebut juga dengan Classic Life Cycle, dimulai dari tingkat sistem dan kemajuan melalui Analisis, Desain, Coding, Testing dan Pemeliharaan.

      Rekayasa dan Pemodelan Sistem/Informasi (System/Information Engineering and Modeling ), Perangkat Lunak adalah, Bagian dari sistem yang lebih besar, pekerjaan dimulai dari pembentukan kebutuhan-kebutuhan dari semua elemen sistem dan mengalokasikan suatu subset ke dalam pembentukan perangkat lunak. Hal ini juga penting, ketika perangkat lunak harus berkomunikasi dengan Hardware, Orang dan Basis Data. Rekayasa dan pemodelan sistem menekankan pada pengumpulan kebutuhan pada level sistem dengan sedikit perancangan dan analisis.

Tahap-tahap Pengembangan Model Waterfall :

·         System / Information Engineering and Modeling, Pemodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti Hardware, Database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.
·         Software Requirements Analysis, Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada Software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb.
·         Design, Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.
·         Coding, Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.
·         Testing / Verification, Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.
Maintenance, Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya



                                      Star Lifecycle Model (Hartson & Hix, 1989)



Analisa, Identifikasi kemampuan user strategis yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan, alat yang saat ini dipakai, masalah-masalah yang dialami, perubahan yang diinginkan baik dalam keterampilan maupun peralatan.
Metode : Tanya kemampuan user, dan buat daftar dengan skala prioritas, observasi keterampilan dilapangan.


 Evaluasi Kompetisi, tentukan kekuatan dan kelemahan rancangan.
Metode : Pengguna diminta untuk mencoba menggunakan berbagi produk dan minta untuk menyebutkan kelebihan dan kelemahan dari masing-masing produk
.
 Rancanagan sambil jalan, Gunakan hasil analisa untuk membuat alternatif solusi, minta masukan sampai dengan penentuan pilihan yang terbaik.
Metode : Tanya user sehubungan dengan pengalaman menggunakan prototype.

 Evaluasi dan Validasi, Secara periodik user memberikan masukan selama pengembangan dan perancangan akan diulang berdasarkan masukan tadi. 
Metode : Amati kebutuhan pokok user dalam menggunakan sistem.

              Benchmark, memadukan hal-hal terbaik yang dimiliki pesaing untuk diterapkan dalam system yang dibangun.
Metode : Menggali informasi dari user hal-hal yang sebaiknya ada dibandingkan dengan competitor.
Dalam siklus permodelan ini pengujian dilakukan terus-menerus, tidak harus diakhir. 
Misalnya : dimulai dari menentukan konsep desain dalam proses ini akan langsung terjadi evaluasi untuk langsung ternilai apakah sudah sesuai dengan kebutuhan user, bila belum maka akan terus berulang dievaluasi yang pertama akan dilanjut ke proses yang selanjutnya akan terus berulang di evaluasi hingga benar-benar pas, selanjutnya apabila sudah pas, maka dari tahap evaluasi yang pertama aka lanjut ke proses yg selanjutnya yakni requirements/specification yakni memverifikasikan persyaratan rancangan tersebut, dan pada tahap itu juga langsung terjadi pengevaluasian seperti tahap pertama, dan selanjutnya akan tetap sama terjadi pada tahap-tahap selanjutnya yakni task analysis, pengimplementasian, prototyping hingga pada akhirnya terciptalah sebuah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan user.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar