Jumat, 06 Desember 2013

SIMPLE INTERACTION DESIGN MODEL

penjelasan model interaksi sederhana:
- Identifikasi kebutuhan dan persyaratan sistem
disini suatu sistem akan di identifikasi sesuai denga kebutuhan sistem itu sendiri.
– Pengembangan desain alternatif (desain konseptual dan fisikal)
– Membuat versi interaktif dari desain yang dihasilkan
- Mengevaluasi desain (usabilitas dan user experience)
-finish.
V-Model

Pada tahun 1986, Federal Ministry for Defense negara Jerman memulai dua proyek teknologi informasi. Kedua proyek tersebut adalah software development environment for information system (SEU-IS) dan software development environment for weapon and weapon delivery systems (SEU-WS). Dalam pelaksanaan kedua proyek tersebut ada beberapa goal yang ingin dicapai yaitu:
- Membuat biaya dan proses-proses yang ada pada seluruh software development process menjadi jelas.
- Menerapkan minimum standard untuk menjamin kualitas software yang dihasilkan.
- Melakukan standarisasi dan membuat software development process lebih transparan.
V Model dikembangkan untuk mewujudkan goal di atas. Hal ini disebabkan karena model-model yang ada pada masa itu dirasa belum sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Variant pertama V Model muncul pada tahun 1988 sebagai akibat dari proyek SEU-WS. Lalu pada tahun 1991, variant V Model yang lebih baru muncul karena proyek SEU-IS.
Hal ini terus berlangsung. Begitu dirasa adanya kebutuhan untuk melakukan perubahan maka akan dikembangkan variant V Model yang baru.
V Model terdiri dari 3 tahap. Secara garis besar tahap-tahap tersebut adalah seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.
- Lifecycle process model
Lifecycle process model menjawab pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan. Termasuk dalam tahap ini adalah menetapkan activity apa yang harus dilakukan, hasil apa yang diperoleh dari activity tersebut, dan apa saja yang ada di dalam hasil tersebut.
- Allocation of methods
Allocation of methods menjawab pertanyaan bagaimana cara melakukannya. Termasuk dalam tahap ini adalah penentuan method apa yang akan digunakan untuk melakukan activity yang sudah ditetapkan pada tahap lifecycle process model.
- Functional tool requirements
Functional tool requirements menjawab pertanyaan tool apa yang bisa digunakan untuk melakukannya. Termasuk dalam tahap ini adalah penentuan functional characteristic apa yang harus dimiliki oleh tool yang akan digunakan untuk melakukan activity pada tahap lifecycle process model. Pada setiap tahap di atas ada empat area of functionality.   yang dikenal dengan sebutan submodel. Keempat submodel tersebut adalah:
- Project management (PM)
Submodel ini merencanakan, me-monitor, dan mengontrol proyek. Selain itu submodel ini juga mengirimkan informasi pada submodel yang lain.
- System development (SD)
Submodel ini men-develop software yang ingin dibuat.
- Quality assurance (QA)
Submodel ini menspesifikasikan standar kualitas yang diinginkan dan memberitahukannya pada submodel yang lain. Submodel ini juga menspesifikasikan contoh test case dan kriteria untuk memastikan bahwa software yang dihasilkan dan proses untuk menghasilkannya berdasarkan dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 
- Configuration management (CM)
Submodel ini melakukan administrasi software yang dihasilkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar